Kamis, 18 April 2024
Pemerintahan

Kurangi Titik Banjir, Pemkot Cilegon Siapkan Drainase Vertikal Di Setiap Kelurahan

CILEGON – (BTP) – Pemerintah Kota Cilegon saat ini sedang menyiapkan pembangunan Drainase Vertikal atau Sumur Resapan Biopori untuk mengantisipasi banjir saat hujan turun melalui Dana Pembangunan Wilayah Kelurahan atau DPW-Kel.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Cilegon Beatrie Noviana bersama pihak ketiga mengatakan, pada tahun 2020 ini pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 100 juta rupiah di setiap kelurahan untuk 11 titik Drainase Vertikal atau Sumur Resapan Biopori di masing-masing kelurahan.

“Sumur resapan ini untuk membantu salah satunya penanganan persoalan banjir, apalagi menghadapi musim hujan seperti sekarang ini,” kata Beatrie kepada awak media usai menunjukan sumur biopori yang dipasang di Halaman Kantor Bappeda Kota Cilegon, selasa (11/02/2020).

“Nantinya setiap kelurahan di Kota Cilegon memiliki 11 titik sumur biopori dengan kedalaman dua meter dan lebar 1 meter yang berfungsi untuk menampung dan menyerap air hujan.

Beatrie mengaku, 11 titik sumur resapan biopori ini dibangun bervariatif disetiap kelurahannya dengan berkaca pada daerah-daerah yang mudah tergenang banjir dan wilayah lain untuk mengantisipasi genangan dan banjir saat hujan turun.

“Tergantung nanti kebutuhan bagaimana dan titik lokasinya juga, dimana nanti titik-titik lokasi yang menyebabkan banjir. Pihak kelurahan yang lebih tau lah ya,” ucapnya.

Sementara itu, Lurah Masigit Rohimin mengungkapkan, pihaknya akan membangun Drainase Vertikal di wilayah kelurahannya yang berada di Lingkungan Jombang Kali RT 03 RW 09, karena di daerah itu setiap hujan turun rawan banjir.

“Kita sudah merencanakan akan membangun Drainase Vertikal yang lokasinya berada persis di titik banjir. Mengenai lokasinya kita akan berkoordinasi dengan pihak RT setempat bersama Pokmas agar bisa meminimalisir banjir di daerah itu,” ungkapnya.

Ditempat yang sama, Boy Ambada selaku pihak ketiga penggagas sumur resapan tersebut menjelaskan, sumur biopori ini pada dasarnya menyiapkan ruangan di bawah tanah agar air yang ada di permukaan tidak membuat genangan sehingga sangat baik untuk menekan risiko banjir di Kota Cilegon. Selain itu juga, sumur biopori dengan ukuran 2 x 1 Meter ini mampu menampung air hujan 1500 liter. Disinggung soal ketanahan sumur tersebut, pihaknya mengatakan sumur ini mampu bertahan 3-4 tahun.

“Pengalaman saya itu 3-4 tahun sekali lah baru dilihat. Dan kalau mau tiap hari boleh, bikin aja stik bambu (untuk mengukur kedalaman semula),” jelasnya. (RMP/BTP)