LINGKUNGAN

Hari Lingkungan Hidup: NGO Rumah Hijau, Tantangan Lingkungan, dan Upaya Pemulihan

CILEGON – (BTP) – Sebuah kota industri yang strategis, menjadi pusat berbagai inovasi dan perkembangan bisnis. Namun, di balik gemerlapnya aktivitas ekonomi, muncul sejumlah tantangan lingkungan yang mengakibatkan dampak positif dan negatif bagi masyarakat setempat. Memperingati Hari Lingkungan Hidup pada tanggal 5 Juni 2024, Supriyadi, Direktur NGO Rumah Hijau, menyoroti pentingnya kesadaran akan isu-isu lingkungan di wilayah ini.

“Kami, dari NGO Rumah Hijau, menyerukan kepada pemerintah dan pemangku kebijakan lainnya untuk memberikan perhatian lebih terhadap dampak lingkungan yang ada di Kota Cilegon,” ujar Supriyadi.

Salah satu isu yang perlu mendapat perhatian adalah kegagalan teknologi di pabrik petrokimia, yang pernah menyebabkan bencana lingkungan. Perusahaan petrokimia terbesar di Asia Tenggara mengalami kebocoran gas yang mengakibatkan masyarakat setempat mengalami gejala mual dan muntah.

“Untuk mengatasi risiko serupa di masa depan, diperlukan konsep Mitigasi Bencana Petrokimia yang terintegrasi,” tambahnya.

Selain itu, pencemaran mikroplastik menjadi ancaman serius bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Partikel-partikel plastik kecil ini tersebar luas di berbagai ekosistem, mulai dari perairan laut hingga tanah. Proses dekomposisi plastik menjadi mikroplastik membutuhkan waktu yang sangat lama, menyebabkan akumulasi yang berkelanjutan.

“Dan untuk menanggulangi masalah ini juga, diperlukan langkah-langkah seperti pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, pengembangan teknologi filtrasi air, dan regulasi ketat terhadap industri plastik,” ungkapnya.

Perubahan iklim juga menjadi sorotan penting dalam konteks lingkungan Kota Cilegon. Peningkatan emisi gas rumah kaca, terutama karbon dioksida, menyebabkan pemanasan global yang mengancam keberlangsungan hidup manusia dan ekosistem.

“Kalau untuk mengatasi perubahan iklim termasuk penggunaan energi terbarukan, harus ada peningkatan efisiensi energi, dan kebijakan perlindungan lingkungan yang lebih ketat secara global,” Kata Supriyadi.

Deforestasi menjadi tantangan serius lainnya yang dihadapi Kota Cilegon. Aktivitas manusia seperti pertanian dan pembangunan infrastruktur telah mengakibatkan hilangnya hutan secara cepat, mengancam keberlangsungan spesies dan merusak ekosistem. Perlindungan hutan melalui konservasi dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan menjadi krusial untuk mengatasi deforestasi.

Terkait dengan Pencemaran udara juga menjadi masalah yang perlu segera ditangani. Menurut Supriyadi, Sumber pencemaran udara seperti industri dan kendaraan bermotor mengancam kesehatan manusia dan lingkungan.

“Kalau untuk mengatasi pencemaran udara bisa melibatkan penggunaan teknologi ramah lingkungan dan regulasi yang ketat terhadap industri dan pembakaran sampah terbuka,” ujarnya.

Selain itu, Kehilangan keanekaragaman hayati juga menjadi perhatian serius. Aktivitas manusia seperti perubahan penggunaan lahan dan deforestasi telah menyebabkan kepunahan spesies secara massal, mengganggu rantai makanan dan mengurangi ketahanan pangan. Upaya untuk melindungi keanekaragaman hayati melalui konservasi dan penegakan hukum yang tegas sangat diperlukan.

Pemanasan global, yang menyebabkan naiknya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi, juga perlu menjadi perhatian bersama. Naiknya permukaan air laut dan potensi banjir di wilayah pesisir menjadi ancaman serius bagi masyarakat. Peningkatan suhu air laut juga dapat mengganggu ekosistem laut, mempengaruhi distribusi dan keberadaan spesies.

“Dengan kesadaran dan tindakan bersama, Kota Cilegon dapat mengatasi berbagai tantangan lingkungan ini dan menjaga keberlanjutan lingkungan serta kesehatan masyarakatnya,” pungkasnya. (Ria/Syahril/Btp)

Tinggalkan Balasan