DPK Kota Cilegon Dorong Orangtua Tingkatkan Literasi untuk Cegah Stunting
CILEGON – (BTP) – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Cilegon mendorong orangtua untuk meningkatkan literasi mengenai gizi dan tumbuh kembang anak untuk mencegah stunting.
Kepala DPK Kota Cilegon Ismatullah Syihabudin mengingatkan masyarakat terutama umat Islam bahwa perintah membaca sudah disampaikan sejak 14 abad silam melalui firman Allah SWT dalam Alquran surat Al-Alaq.
“Kita diingatkan sebagai orang Islam untuk “Iqro” yang berarti membaca. Banyak hal yang perlu kita ketahui kalau bicara literasi stunting seperti pengetahuan soal gizi sejak ibu hamil sampai anak-anak dibesarkan,” jelas Ismatullah, Rabu (24/07/2024).
Oleh karenanya, kata Ismatullah, pihaknya sudah memberikan bantuan pojok baca di beberapa instansi pemerintah seperti kelurahan, kecamatan dan juga tempat umum seperti Mal Pelayanan Publik (MPP).
“Tinggal masyarakatnya saja mau membaca atau tidak sebab terjadinya stunting ini menurut saya dikarenakan kurangnya literasi di kalangan masyarakat,” jelas mantan Kepala Dinas Pendidikan Kota Cilegon itu.
Dikatakan Ismatullah, ada beragam macam literasi yang dikenal di masyarakat. Mulai dari literasi keuangan, literasi digital digital, literasi gizi dan lain-lain.
“Kalau kita mau belajar dari ayam, lihatlah bagaimana induk ayam mengurus anaknya yang berjumlah 10-12 anak. Induknya tidak pernah makan duluan. Sesekali dia memang mematok makanan tapi dia selalu mendahulukan anak-anaknya. Kalau anak sudah kenyang baru dia makan. Itu salah satu contoh bahwa dari hewan pun kita mendapatkan gambaran pelajaran,” paparnya.
Berdasarkan pengamatannya, lanjut Ismatullah, anak dengan stunting di Kota Cilegon memiliki ibu yang sehat. “Saya punya pemikiran apakah bapak ibunya duluan makan dan anaknya terakhir. Inilah gaya hidup orang Cilegon yang mesti menjadi referensi bahwa ibu-ibu kita kurang mendahulukan asupan makan anaknya tapi sering memenuhi kebutuhan hidup yang lain seperti pakaian, jalan-jalan ke mal dan minimarket,” ujarnya.
Ditambah, kata dia, tidak semua ibu sekarang mau memberikan air susu ibu (ASI) kepada bayinya karena alasan sibuk bekerja di kantoran. “Padahal minimal dua tahun wajib. Kalau saya dulu waktu kecil suka makan telur yang saya ambil dari kandang belakang rumah. Tapi sekarang sudah tidak ada orang yang memelihara ayam di rumah,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Cilegon Lia Nurlia Mahatma mengatakan bahwa program pengentasan stunting merupakan tanggung jawab semua pihak. Hal itu karena berhubungan langsung dengan penyiapan generasi masa depan.
“Permasalahan stunting mempunyai dampak merugikan baik dari sisi kesehatan maupun produktivitas anak yang bisa dialami dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu kami akan terus berupaya agar bisa menekan stunting di Kota Cilegon ini,” ungkapnya.
Diketahui, angka stunting di Kota Cilegon sudah mengalami penurunan. Bila pada validasi Februari 2023 mencapai 1.144 kasus, lalu validasi Agustus 2023 menjadi 944 kasus dan pada validasi terbaru Februari 2024 menjadi 876 kasus. (Ria/Syahril/Btp)